Wanita yang Aborsi

Wanita diciptakan oleh Allah dengan diberi keistimewaan bisa mengandung dan melahirkan anak yang dikandung dalam rahimnya selama sembilan bulan lamanya. Semua itu bertujuan untuk memulyakan dan meninggikan derajat watita itu sendiri. Derajat itu akan tetap ada jika seorang wanita sanggup menjaga dan mempertahankanya dengan baik dan benar.

Ibu adalh sosok yang begitu mulia dan begitu diagung-agungkan. Bahkan Rasulullah menempatkan seorang ibu tiga derajat lebih mulia dibandingkan seorang ayah. Perjuangan melawan hidup dan mati, serta kepasrahan dalam menerima takdir yang akan diterimanya ketika melahirkan, membuat seorang ibu memang sangat layak untuk dimulyakan dan diagungkan.

Bahkan ada yang menyatakan bahwa seorang wanita belum sempurna jika tidak merasakan bahagia dan susahnya melahirkan dan belum menjadi seorang ibu yang sesungguhnya. Hal itu menunjukan betapa siteap wanita menginginkan dan menantikan kelahiran seorang anak dari rahimnya sendiri.

Namun sayangnya kini semua sudah berbali 180 derajat, jika dulu kelahiran anak begitu didambakan dan dinanti-nantikan, kini malah banyak wanita yang tidak bahagia dan tidak menginginkan kehamilan yang dialaminya. Hingga akhirnya jalan satu-satunya untuk menolak kehadiran anak tersebut adalah dengan melakukan aborsi, yang pada hakekatnya adalah tetap bermakna pembunuhan hanya cara dan bentuknya terselubung

  1. Aborsi sebagai upaya untuk menyelamatkan harga diri

Kita hanya bisa mengelus dada sebari membaca istigfar berkali-kali, jika mendapati kenyataan begitu banyak kasus aborsi yang melanda wanita dan remaja kita. Yang melakukan aborsi ini bukan hanya remaja – remaja gaul yang keblablasan dalam mengekspresikan hasrat seksnya, namun para PRT (pembantu rumah tangga) pun ikut ikutan mewarnai bursa aborsi tanah air kita.

Banyangkan saja, menurut survei, telah diperkirakan sekitar 1.000.000 (satu juta) kasus aborsi terjadi di indonesia. Dari data ini ternyata 50% dilakukan oleh mereka yang belum menikah, yang 10-25% di antaranya adalah remaja. Hal ini diungkap oleh seorang dosen tetap Fakultas Hukum sebuah Unnversitas Nergi di Surabaya.

Jika semua wanita yang melakukan aborsi ditanya apa alasan mereka hingga sampai tega membunuh darah dagingnya, ternyata alassan yang paling dominan adalah karena mau dengan kehamiannya. Hanya ada beberapa wanita saja yang mengemukakan alasan karena kesehetan , faktor ekonomi tau alasan yang lainnya.

Sungguh sebuah kenyataan yang mengenaskan dan begitu ironis. Padahal tentu saja kehamilan tersebut adalah akibat atu dampak dari perbuatannya sendiri. Mungkin mereka berfikir dengan melakukan aborsi, orang lain tidak akan mengetahui kehamilannya atau istilahnya denngan aborsi akan menghiangkan jejak aib mereka.

Apalagi jika kehamilan tersebut diperoleh dari hubungan seks yang dilakukan diluar nikah (free seks), tentu hal ini akan lebih memalukan lagi. Zina saja sudah memalukan apalagi ditambah dengan kehamilan. Jika sudah demikian, para tetangga atau orang – orang disekitarnya pasti akan mencemoohkannya dan memandang rendah dirinya. Maka harga diri dan kehormatannya akan runtuh dan hilang seketika itu juga. Maka demi harga diri dan kehormatannya yang sebenarnya sudah hilang itu, mereka sanggup menutup dan menyelamatkan dengan melakukan aborsi.